Celoteh dibalik Suamiku



Jakarta,



"Tika sayang, ayo bangun kita shalat subuh yuk" 

Tiba tiba terdengar suara mesra suamiku ditelingaku, aku pun terbangun sambil mengucek ngucek mataku yang masing malas sekali membuka mata. Tapi hari suara adzan subuh sudah terdengar nyaring sekali.Alhamdulillah pikirku Allah maseh memberi umur kepadaku sampai subuh ini.

"Kamu tidur malam ya?" tanya suamiku Subhanallah aku terpana melihat suamiku sendiri, peci putih
yang ia kenakan.Baju koko putih yang ia kenakan semua terlihat pas dan suamiku terlihat ganteng sekali dan aku pun jatuh cinta lagi padanya hari ini. hi hi hi aku pun tersenyum.

"Loh kok senyum?" suara suamiku menyadarkan lamunanku

"Oh iya , tadi malem tidur larut banget, aku nonton  DVD mas" jawabku dengan singkat

"DVD tentang apa?" tanya suamiku

"Itu tentang petualangan bayi loh mas yang dia diculik terus berpetualang persis seperti buku yang selalu pengasuhnya bacain lucu deh mas... lalu"

"Sudahlah, kamu sudah berulang ulang kali melihat film itu dan bercerita tentang itu ..Kita shalat yuk.." suamiku memotong cerita ku dan menyiapkan 2 sejadah

Aku pun cemberut , sepertinya suamiku malas mendengar ceritaku malas memberi komentar tentang cerita DVD yang aku
tonton tidak adil pikirku aku yang selalu mendengar cerita dia dikantor aku yang selalu komentar tentang semua yang dia ceritakan tapi untuk mendengarkan cerita DVD aja dia malas pikirku.

Aku pun beranjak dari tempat tidur dan mengambil air wudhu mencoba tersenyum kembali dari rasa resah yang sebenarnya selalu aku pendam dalam hati dan tak tahu pada siapa aku ingin bercerita.

Selesai shalat subuh, aku pun pergi menyiapkan sarapan.

Sedikit cerita tentangku, Aku Tika. aku menikah dengan  suamiku 3 tahun yang lalu tapi sampai saat ini Tuhan belum menitipkan satu bayi mungil pada kami. Kadang aku lelah aku frustasi menghadapi semua pertanyaan dari teman, saudara bahkan rekan rekan kerjaku.Tapi suamiku terlihat biasa dan terlihat seperti acuh tak acuh terhadap masalah ini. Mungkin karena aku seorang wanita yang memiliki perasaan lebih tajam
akan hal ini.

Aku selalu berusaha berdiri tegak dihadapan semua orang. Padahal aku pun selalu ingin tertunduk dan menyembunyikan raut mukaku jika melihat teman temanku yang ketika berkumpul mereka membawa anak anak mereka, ada yang dua , satu bahkan ada yang sedang hamil lagi.


Rabb aku tau ini kuasaMU ini kehendakMU kuatkan hatiku. Itu yang selalu aku ucapkan dalam doaku.


"Tik, besok dateng yuk ke acara reuni SMA ku " tanya suamiku

"Malas ah mas" Jawabku sambil menyiapkan nasi goreng dan secangkir kopi untuk suamiku

"Loh ko malas, sudah 2kali aku tidak pernah datang ke acara reuni SMA ku"

"Mas aja lah yang dateng, Aku malas mas, disana pasti banyak anak kecil banyak bayi " jawabku

"hahaha ... kenapa kamu takut sama anak kecil, sama bayi" suamiku malah tertawa mendengar jawabanku

"Bukan begitu mas , tahun lalu waktu aku datang ke acara reuni SMA mas, semua bertanya mana anak kita ketika aku jawab belum ada rasanya sakit mas aku menjawabnya. aku malas menjelaskan setiap pertanyaan teman temanmu yang bertanya kenapa aku belum hamil, kenapa kita belum punya anak aku malas mas , aku sudah bosan dengan semua pertanyaan itu , jadi ga usah lah mas ajak ajak aku ke acara reuni atau acara keluarga kita" jawabku dengan suara yang agak keras

Tiba tiba aku ingin menangis ingin mengeluarkan semua rasa resah yang selalu aku pendam dalam hatiku yang tidak pernah aku  ungkapkan pada suamiku aku tersedu didepan nasi goreng yang aku siapkan untuk suamiku entahlah mungkin aku sudah
lelah.

"Kamu kenapa?" tanya suamiku

"Kenapa ... mas hanya bisa bertanya kenapa Aku lelah mas , lelah dengan semua keadaan ini rasanya aku sudah mulai putus asa. Tapi sepertinya mas tidak perduli dengan keadaanku dengan semua beban dan gundah yang ku rasa bahkan untuk mendengar cerita tentang film seorang bayipun mas tidak mau mendengarkan"  aku menangis sejadi jadinya

"Jadi ini semua tentang film bayi itu"

"Bukan mas ... bukan hanya tentang film itu tentang reuni tentang keluarga tentang tentang ..... entahlah aku hanya ingin mas lebih bisa paham tentang.... "akupun terdiam sejenak

"aku rindu kehadiran nya tangan mungilnya celotehnya semua nya mas" entah kenapa kata kata itu keluar dari mulutku akupun menangis sesegukan ada rasa ringan dalam benakku setelah selama ini ku pendam dalam benakku.

Tiba tiba suasana menjadi hening, suamiku terdiam memandangi secangkir kopi dan terus mengaduknya.

"Kamu tidak adil, selama ini kamu menyimpan semua yang inginkamu ungkapkan.Kamu pikir selama ini aku tidak pernah memikirkannya, memimpikannya atau menginginkannya.Kamu salah, setiap hari aku selalu berdoa aku selalu meminta padaNYA.Aku selalu meminta agar kita bisa selalu tabah dan sabar menghadapinyaAku selalu berdoa agak kau selalu tersenyum walau seorang anak belum DIA titipkan kepada kita .Aku memang tidak pernah membahas ini semua memang ini semua kesalahanku tapi ada satu alasan mengapa aku tidak pernah membahasnya.Setiap kali kita kumpul keluarga atau sekedar pergi berbelanja aku selalu melihat raut muka mu jika melihat seorang bayi, melihat perlengkapan bayi aku lihat raut sedih aku lihat raut harap yang amat sangat dalam.Aku semakin tidak tega jika aku harus melihat raut muka sedihmu dirumah jika aku membahasnya.Tapi ternyata keputusanku salah ... pemikiranku salah, kau malah mengira aku tak perduli aku acuh dengan semua ini. Selama ini aku bahagia mendengar celotehmu aku bahagia memegang tanganmu yang memang mungil bagiku aku bahagia ketika kau bermanja padaku atau kau sekali kali memanggil papa padaku aku bahagia dan aku tak ingin mengambil kebahagiaan itu karena satu impian yang memang menjadi kehendakNYA yang tidak bisa kita paksakan"

Allahurabbi... mengapa aku berprasangka buruk pada suamiku sendiri pada imamku, rasanya aku ingin memeluknya ingin menangis di bahunya.Tapi entah mengapa kaki ku beku, tak dapat kugerakan sama sekali.Bibirku terdiam tak mengeluarkan sepatah katapun.

Suamiku beranjak dari tempat duduknya dia berjalan menuju pintu sesaat dia terhenti dari langkahnya.

"Aku minta maaf karena sikapku, aku minta maaf juga mungkin karena aku kita belum dikaruniai seorang anak, kalo kamu lelah kamu bisa pulang ke rumah orangtuamu"

Apa apa pikirku, tidak aku tidak ingin meninggalkanmu.AKu mencintaimu maafkan aku.AKu berlari mengejar suamiku kupeluk erat tubuhnya seakan tak ingin melepaskannya dan hanya ingin memeluknya

"Maafkan aku... ini semua salahku, seharusnya aku lebih bersabar seharusnya aku bisa menahan emosi akan impian memiliki seorang anak... maafkan aku, aku tak ingin kehilanganmu aku ingin tetap menjadi istri manjamu"

Serontak suamiku memeluk erat tubuhku kedua tangannya erat memelukku

"Aku juga minta maaf, aku tak akan mengacuhkanmu lagi dalam hal ini kamu boleh bercerita apa saja tentang seorang anak kamu boleh melihat semua film tentang anak.Asalkan kau tetap menjadi istri manjaku"

"Iya aku akan tetap menjadi istri manjamu , sampai tangan mungil manja itu Allah titipkan kepada kita, mungkin DIA ingin memberikan kesempatan kepadaku untuk bermanja manja sebelum datang seorang anak mas"

Suami ku pun tertawa dia terseyum dan mengecup keningku.

"Ya Allah semua karena kehendakMU aku tau ini kuasaMU ini kehendakMU kuatkan hatiku dan suamiku.Jika memang kami berjodoh dengan tangan mungil itu kirimkan butir butir kesabaran kepada kami."

~Penulis~






2 komentar:

An mengatakan...

Wah...subhanallah...

saling share, ya, mbak ^^
www.aniamaharani.blogspot.com

outbound di malang mengatakan...

salam gan ...
menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !

Posting Komentar